Banyak siswa merasa Matematika dan Sains itu menakutkan karena penuh dengan angka, rumus, dan logika yang terlihat rumit. Padahal sebenarnya, kunci agar bisa memahaminya adalah dengan menghubungkan pelajaran ke hal-hal yang sering kita jumpai sehari-hari. Misalnya, saat belajar geometri kita bisa melihat contoh dari bangunan atau benda di sekitar, atau ketika mempelajari fisika kita bisa mengaitkannya dengan pergerakan kendaraan, olahraga, bahkan kegiatan sederhana seperti menjatuhkan benda. Jika pelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata, konsepnya akan terasa lebih masuk akal, tidak lagi sekadar teori di buku, dan jauh lebih mudah untuk dipahami maupun diingat. Selain cara belajar, pemilihan waktu juga berpengaruh besar pada hasil. Belajar akan lebih efektif jika dilakukan saat otak masih segar, seperti di pagi hari atau di waktu ketika tubuh terasa bertenaga. Jika memaksa belajar ketika sedang lelah, materi justru sulit masuk dan hasilnya tidak maksimal. Tidak perlu belajar terlalu lama dalam sekali duduk, cukup konsisten meluangkan sedikit waktu setiap hari. Belajar secara rutin meski sebentar akan lebih efektif dibanding memaksakan belajar banyak dalam satu waktu, karena otak punya kesempatan untuk mengolah dan menyimpan informasi secara bertahap. Hal lain yang sangat penting adalah membiasakan diri dengan latihan soal. Semakin sering berlatih, semakin terbiasa juga kita menghadapi berbagai bentuk pertanyaan. Saat mengerjakan soal, jangan hanya fokus pada hasil akhir, tapi tuliskan juga langkah-langkah penyelesaiannya agar pemahaman semakin kuat. Jika salah, jangan berkecil hati, justru dari kesalahan itulah kita bisa belajar. Selain itu, coba gunakan cara belajar kreatif seperti membuat catatan ringkas dengan warna berbeda, membuat mind map untuk menghubungkan konsep, atau berdiskusi dengan teman agar materi yang rumit terasa lebih ringan. Dengan cara-cara sederhana ini, Matematika dan Sains bisa terasa lebih mudah dan bahkan menyenangkan