Sekolah dari rumah atau homeschooling merupakan metode pendidikan alternatif yang semakin populer di Indonesia. Berbeda dengan pendidikan di sekolah yang kurikulumnya diatur oleh institusi, homeschooling memberikan kebebasan bagi orang tua untuk mengatur sendiri kurikulum dan metode belajar bagi anaknya. Bagi beberapa anak, belajar dari rumah sangat mendukung perkembangan akademik dan emosional karena lingkungan belajar yang lebih nyaman dan minim tekanan akademis.
Namun, homeschooling sering kali memicu perdebatan mengenai perkembangan kecerdasan sosial anak. Karena anak hanya belajar di rumah dan tidak bertemu dengan teman sebaya, tidak bersosialisasi, serta jarang belajar dalam kelompok, mereka cenderung kurang terlatih dalam bergaul, bekerja sama, dan membentuk sikap empati. Lingkungan sosial anak yang menjalani homeschooling umumnya terbatas pada keluarga dan guru atau pengajar yang datang ke rumah.
Meskipun demikian, homeschooling tidak serta-merta membuat anak menjadi kurang cerdas secara sosial. Solusi yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan mengajak dan mendorong anak untuk bergabung dalam komunitas-komunitas di luar rumah, baik yang berkaitan dengan hobinya maupun komunitas homeschooling itu sendiri. Dengan cara ini, anak tetap dapat mengasah kemampuan bersosialisasi meskipun proses belajarnya dilakukan di rumah.