Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, perjudian konvensional seperti poker, casino, dan Togel (Toto Gelap) kini bertransformasi menjadi perjudian digital yang dapat diakses hanya dengan sentuhan jari. Kemudahan ini membuat kalangan muda, termasuk siswa sekolah menengah, menjadi rentan terjerumus dalam aktivitas ilegal tersebut. Dengan minimnya kontrol dan pengawasan di ruang digital, perjudian online tumbuh cepat dan membahayakan kondisi psikologis serta moral generasi muda.
Pendidikan di era digital harus merespons tantangan ini dengan lebih adaptif. Melalui pendidikan digital yang menyeluruh, siswa perlu diajarkan tidak hanya cara menggunakan perangkat, tetapi juga memahami risiko di baliknya, termasuk bahaya perjudian online. Pembelajaran berbasis perangkat digital harus disertai dengan penguatan etika digital agar siswa tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga bertanggung jawab dalam menggunakannya. Mengajarkan etika digital pada siswa menjadi kunci untuk membentuk kesadaran tentang batasan moral dan hukum dalam dunia maya.
Mendukung pendidikan berbasis digital juga berarti membekali siswa dengan kemampuan untuk mengenali, menolak, dan melawan godaan keuntungan instan yang ditawarkan oleh praktik ilegal seperti judi online. Program edukasi harus mengintegrasikan materi literasi digital, hukum siber, serta simulasi kasus nyata yang dekat dengan kehidupan remaja. Pendekatan ini membantu membangun daya tahan terhadap pengaruh negatif dunia digital secara konkret dan berkelanjutan.
Dengan strategi pembelajaran yang tepat dan penguatan karakter melalui pendidikan digital, sekolah dapat menjadi benteng pertahanan awal dalam menghadapi risiko sosial di era teknologi. Ketika siswa dibimbing untuk memahami dan mempraktikkan nilai-nilai etika digital, mereka akan lebih siap menjadi generasi yang bijak dalam menggunakan teknologi serta berperan aktif dalam menciptakan ruang digital yang sehat dan aman.