Kesenjangan pendidikan masih menjadi masalah serius di Indonesia. Banyak anak dari keluarga kurang mampu atau yang tinggal di daerah pelosok mengalami kesulitan dalam mengakses pendidikan yang layak. Ketimpangan ini tampak dari kurangnya fasilitas sekolah, minimnya jumlah tenaga pengajar, hingga keterbatasan ekonomi yang kerap memaksa anak-anak untuk berhenti sekolah lebih awal. Padahal, pendidikan seharusnya menjadi hak yang setara bagi setiap anak, tanpa memandang latar belakang sosial maupun tempat tinggal.
Salah satu strategi untuk menjawab permasalahan ini adalah dengan memperluas jangkauan pendidikan melalui pembangunan infrastruktur di wilayah-wilayah tertinggal, serta memberikan beasiswa dan bantuan perlengkapan sekolah bagi siswa yang membutuhkan. Peningkatan kualitas guru juga harus menjadi prioritas utama, baik melalui pelatihan berkala maupun pemberian insentif bagi mereka yang bertugas di daerah dengan akses terbatas.
Pemanfaatan teknologi juga dapat menjadi solusi untuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang sulit diakses secara fisik. Pembelajaran daring, materi digital, hingga program kelas virtual bisa menjadi jembatan agar siswa tetap mendapatkan akses pendidikan, meskipun mereka berada di wilayah yang secara geografis terbatas. Meski demikian, strategi ini tetap perlu ditopang oleh ketersediaan koneksi internet yang memadai dan kesiapan guru dalam menggunakan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran.