Pemerintah berencana untuk menerapkan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai metode baru dalam mengevaluasi kemampuan siswa, sekaligus menggantikan ujian nasional yang telah dihapuskan beberapa tahun lalu. Berbeda dengan ujian nasional, TKA dibuat dengan mengukur kemampuan siswa dalam memahami konsep, memecahkan masalah, dan sejauh mana siswa dapat menerapkan ilmu yang dipelajari kedalam kasus nyata. Berbeda dengan sistem evaluasi kemampuan siswa yang sebelumnya hanya menguji sejauh mana hafalan siswa. Pembaruan sistem pendidikan ini dianggap lebih relevan dengan kebutuhan pembelajaran saat ini. Penerapan TKA masih tergolong baru sehingga akan diterapkan secara bertahap yang dimulai dari siswa SMA/SMK pada November 2025 ini. Sedangkan untuk jenjang SD dan SMP akan dimulai pada Maret hingga April 2026. Materi pelajaran yang diujikan di TKA juga berbeda tergantung pada jenjang pendidikan. Untuk siswa SD dan SMP, hanya akan ada dua mata pelajaran yang diujikan, yaitu Bahasa Indonesia dan Matematika. Hal ini dikarenakan kedua mata pelajaran ini dinilai sebagai kemampuan yang paling mendasar, dan menguji kemampuan logika, dan menghitung siswa. Sedangkan untuk siswa SMA akan diujikan empat mata pelajaran yang terdiri dari tiga mata pelajaran wajib seperti Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris. Dan 1 mata pelajaran peminatan yang disesuaikan dengan jurusan masing-masing, seperti siswa jurusan IPA akan mendapatkan Biologi. Untuk siswa SMK akan ada tambahan mata pelajaran kejuruan. Dengan penerapan TKA, diharapkan kompetensi siswa yang diujikan akan lebih relevan dan lebih menyeluruh, tidak hanya dari kemampuan hafalan yang kuat, namun juga pemahaman yang kuat dan kemampuan berpikir kritis. Hasil dari TKA ini akan digunakan untuk mengevaluasi mutu pendidikan di setiap daerah dan juga sebagai salah satu tajap seleksi di beberapa perguruan tinggi